Jadilah saya tanya kenapa dia agak berubah masih dengan nada-nada bercanda. dan dijelasinlah bahwa dia sudah banyak berubah alhamdulillahnya ke arah positif. Saya sih lumayan kaget tapi nggak kaget-kaget amat, saya udah sering ngeliat berandalan jadi sholeh, sholeh jadi berandalan. Sudah sangat sering. Jadi pas dia bilang kayak gitu yang ada dipikan saya adalah Halah bentar lagi juga berubah lagi.
Sebut saja namanya Deka. eorang introvert. so introvert. Totally introvert. dan dia menyebut dirinya Fix introvert. Pertama kenal waktu part time kerja di salah satu resto di Jogja waktu masih kuliah dulu. Senior saya di bagian Bar. Memiliki passion yang kuat, sampai dia diangkat jadi Spv di resto tersebut. Waktu itu lumayan jadi teman dekat. Dia pacaran dengan teman saya sebut saja namanya Mona. Saya sering minta dicurhatin tentang Mona ke dia. Nggak tau kenapa saya paling suka kalau dengar dia bercerita. Dia sosok yang pintar, tergila-gila dengan Inggris, tergila-gila dengan Liverpool, jika ada duta Liverpool untuk Indonesia, dia mungkin orang yang tepat untuk ditunjuk.
Awalnya saya pikir akan tidak lama menjalin chating dengan dia. Ya, saya paling nggak bisa tahan lama-lama berhubungan dengan orang lain apalagi di dunia maya. Pembosan dan membosankan. Sebulan, dua bulan, tiga bulan, kenapa selalu ada bahan pembicaraan yang masih fresh dibahas hari berikutnya. Nggak sadar ya ternyata nggak sadar. Mungkin sekarang sudah lima bulan. Memang belum terlalu lama tapi lumayan banget untuk ukuran saya yang pembosan dan membosankan ini.
Jatuh cinta?
Mungkin.
Saya jatuh cinta pada sosok, mungkin, imajinasi yang saya ciptakan sendiri untuk menggambarkan imagenya. Image yang saya gambarkan untuk dia bukan tanpa alasan, bukan hanya khayalan. tapi dari cerita, dari keluhan, dari curhat colongannya. Mungkin kadang saya lebih-lebihkan, untuk menyemprnakan image dia dimata saya. Saya belum lihat sama sekali apapun kekurangannya. Kekurangan yang bikin saya bosan. Kekurangan yang saya temukan pada orang-orang yang bikin saya bosan.