Aku lupa tepatnya dari hari apa aku merasa bahwa hidupku
sudah selesai. Mungkin ketika kau membawa pacarmu ke kafe ini. Atau mungkin
lebih mundur ke belakang lagi ketika kau bilang ingin resign, atau maju pada
saat ku Tanya “udah mau pulang?” dan kau jawab “belum!” dengan nada judes.
Yang jelas selesai kemungkinan-kemungkinan di atas tadi, aku
menyengajakan diri untuk terlambat datang ke kafe ini ketika shift. Aku juga
lupa hari apa, ketika aku terlambat hampir setengah jam, kemudian hari
selanjutnya aku terlambat tidak kurang dari seperempat jam, dan tadi aku
terlambat sekitar 12 menit. Dan itu semua aku sengaja.
Aku teringat ketika belum terlalu mengenalmu, belum begitu
jatuh hati kepadamu, belum bersms-an juga waktu itu, kau pernah menegurku soal
keterlambatan. Ketika itu yang aku bisa katakana hanya maaf, seperti yang
sering aku katakan kepada yang lain ketika aku berbuat salah.
Aku ingin ditegur lagi ketika terlambat, tapi sayangnya itu
tidak kau lakukan. Bahkan sekarang kau yang sering terlambat, dan pulang begitu
cepat.