Kamis, 26 Mei 2011

ini cerita bukan cerita sedih. bagi saya. karena menurut saya kematian bukan hal yang perlu disedihi, ditangisi, diraung-raungi. kadang-kadang kematian adalah hal paling baik diantara yang terbaik untuk mendamaikan dua atau lebih pihak yang bertikai. kenapa...? di sinetron, eh ralat, film, akan selesai konfliknya kalo ada satu diantara orang yang berkonflik tersebut mati. ya kan? kenapa saya bilang sinetron tidak, ya liat aja sinetron-sinetron Indonesia, habis mati tiba-tiba episode berikutnya hidup lagi, atau nggak habis mati tiba-tiba ada seseorang yang mirip dengan orang tersebut (yang sebenernya adalah dia sendiri) ada lagi dengan karakter yang lain. atau nggak, mati tapi beberapa episode kemudian datang lagi dan hilang ingatan, arrrhhhgggg...

lanjut

jadi, apa yang kamu rasakan kalo ada sesorang yang kamu kenal, trus mati. apakah kamu akan sedih? mungkin. tergantung seberapa baiknya dia sama kamu sewaktu dia masih hidup. atau mungkin begini, bagaimana kalo seseeorang yang mati itu punya hubungan darah dengan kamu tapi kalian tidak begitu dekat. bahkan punya masalah. apakah kamu akan tetap sedih...?

biar ga bingung, gini aja. contoh: si Ani punya bapak namanya pak Budi. tapi Pak Budi itu, menurut Ani, bukanlah sosok bapak yang baik, bukan sosok bapak yang bertanggung jawab terhadap keluarganya, pokoknya pak Budi itu bukan bapak banget lah.. apakah ketika pak Budi mati, si Ani wajib bersedih. kalo Ani tidak bersedih apakah Ani dapat digolongkan sebagai anak durhaka..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar